Connect with us

Logistik

Ratusan Sopir Truk Logistik di Banyuwangi Mogok, Tolak Rapid Test yang Mahal

Published

on

Banyuwangi – Ratusan sopir logistik yang akan menyeberang ke Bali menggelar protes di Terminal Sritanjung, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Mereka memprotes kebijakan ketentuan kelengkapan surat kesehatan berupa rapid test yang dirasa sangat mahal.

Protes Para Sopir

Para sopir melakukan aksi mogok dan tak mau menyeberang ke Bali. Mereka hanya duduk sembari berteriak memprotes kebijakan pemerintah Provinsi Bali yang mempersyaratkan para sopir logistik harus menyertakan surat rapid test jika ingin masuk Bali. Para sopir menutup akses pintu keluar terminal Sritanjung sebagai bentuk protes.

Biaya Rapid Test yang Mahal

“Kami tidak mampu dengan biaya antara Rp 280 ribu sampai Rp 350 ribu,” ujar Andung, salah satu sopir logistik dari Banyuwangi.

Andung mengaku persyaratan itu sangat memberatkan para sopir logistik. Sebab untuk ongkos menyeberang ke Bali saja sudah sangat mahal. Ditambah dengan persyaratan surat rapid test, dirinya mengaku tak mencukupi jika sampai ke lokasi pengiriman. Apalagi, surat rapid test hanya berlaku selama 3 hari.

Ancaman Para Sopir

Dirinya mengancam tidak akan berangkat ke Bali. Sebab dirinya tidak mungkin memaksakan berangkat ke Bali jika harus dibebani dengan ongkos rapid test yang sangat mahal.

“Saya muat beras. Biar orang Bali kelaparan dengan kita tak bisa menyeberang ke Bali,” pungkasnya.

Advertisement
penghargaan penyedia logistik oleh Detik Logistik

Hal yang sama diungkapkan oleh Mujiono, sopir dari Surabaya ini mengaku tidak sanggup membayar rapid test. Apalagi jangka waktu rapid test hanya tiga hari.

“Ndak nutut pak. Karena saya perjalanan ke Lombok butuh waktu 6 hari. Kalau balik lagi ke Jawa saya juga harus rapid test juga. Habis uangnya. Kalau seperti ini keluarga saya mau saya kasih makan apa?” tambahnya.

Kebijakan Rapid Test di Bali

Kebijakan masuk Bali dengan persyaratan rapid test dikeluarkan oleh Gubernur Bali. Bahkan, Provinsi Bali menugaskan Satpol PP dan Petugas Dishub Bali di Banyuwangi. Mereka melakukan screening ketat terhadap masyarakat yang akan ke Bali.

Penanganan Kepolisian

Sementara, aksi mogok para sopir ini dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Bahkan Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin turun langsung menenangkan para sopir dan berkomunikasi dengan perwakilan Pemprov Bali yang ada di Banyuwangi.

Satria Susanto adalah seorang profesional berpengalaman di bidang logistik, saat ini menjabat sebagai Logistics Operations Manager di PT. Wahana Prestasi Logistik. Dengan latar belakang pendidikan Gelar Sarjana Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Satria telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola dan mengoptimalkan operasi logistik. Sebelum bergabung dengan PT. Wahana Prestasi Logistik pada Agustus 2017, Satria telah menempati posisi serupa sebagai Operations Manager di Lion Parcel selama lebih dari empat tahun. Pengalamannya yang luas selama hampir satu dekade dalam industri logistik telah membentuknya menjadi seorang ahli dalam mengatur, merencanakan, dan mengimplementasikan strategi operasional yang efisien. Keterampilan Satria dalam mengelola operasi logistik tidak hanya terbatas pada pengetahuan teknis, tetapi juga mencakup kemampuan komunikasi dan koordinasi yang efektif, sangat penting dalam menjaga kelancaran rantai pasokan. Berbasis di Jakarta, Indonesia, Satria telah berhasil memimpin timnya untuk mencapai berbagai target operasional, membuktikan kemampuannya sebagai seorang pemimpin yang efektif dan inovatif dalam industri logistik.

Continue Reading
4 Comments

4 Comments

  1. Stream Pink C

    February 2, 2024 at 8:00 pm

    Ratusan sopir truk logistik di Banyuwangi melakukan mogok dan menolak rapid test yang mahal sebagai persyaratan masuk ke Bali. Mereka menganggap persyaratan ini memberatkan dan tidak mampu membayarnya. Para sopir menutup akses pintu keluar terminal Sritanjung sebagai bentuk protes. Kepolisian turun tangan untuk menenangkan situasi.

  2. Mustard Hitam

    February 3, 2024 at 7:48 pm

    Ratusan sopir truk logistik di Banyuwangi mogok dan menolak rapid test yang mahal. Mereka protes terhadap kebijakan pemerintah Provinsi Bali yang mempersyaratkan rapid test untuk masuk ke Bali. Para sopir menutup akses pintu keluar terminal Sritanjung sebagai bentuk protes. Mereka menganggap biaya rapid test yang mencapai Rp 350 ribu terlalu mahal dan memberatkan. Beberapa sopir mengancam tidak akan berangkat ke Bali jika harus membayar rapid test. Kebijakan rapid test ini dikeluarkan oleh Gubernur Bali dan dilakukan screening ketat oleh Satpol PP dan Petugas Dishub Bali di Banyuwangi. Aksi mogok para sopir ini dijaga ketat oleh pihak kepolisian.

  3. Patton Penggali

    February 5, 2024 at 7:21 am

    Ratusan sopir truk logistik di Banyuwangi mogok dan menolak rapid test yang mahal. Mereka protes terhadap kebijakan pemerintah Provinsi Bali yang mempersyaratkan rapid test untuk masuk Bali. Biaya rapid test dianggap terlalu mahal dan memberatkan para sopir. Para sopir mengancam tidak akan berangkat ke Bali jika harus membayar biaya rapid test yang mahal. Pihak kepolisian menjaga aksi mogok ini dan Kapolresta Banyuwangi turun langsung menenangkan para sopir.

  4. Apel Gula

    April 6, 2024 at 6:37 am

    Sopir truk logistik di Banyuwangi mogok dan menolak rapid test yang mahal sebagai persyaratan masuk Bali. Mereka menganggap biaya rapid test antara Rp 280 ribu sampai Rp 350 ribu terlalu mahal dan memberatkan. Para sopir mengancam tidak akan berangkat ke Bali jika harus membayar biaya tersebut. Bagaimana penanganan kepolisian terhadap aksi mogok ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *