Tindakan tegas terhadap penambangan ilegal memaksa Indonesia untuk mengimpor bijih nikel.

Penyelidikan Korupsi di Indonesia Menyebabkan Kekurangan Pasokan Nikel

Penyelidikan korupsi yang dilakukan oleh Indonesia terhadap penambangan nikel ilegal telah menyebabkan negara ini harus mengimpor jumlah besar bijih dari Filipina untuk menjaga operasional pabrik peleburan nikel.

Kekurangan Pasokan Nikel

Indonesia, produsen nikel terbesar di dunia, dalam beberapa bulan terakhir telah melakukan penyelidikan korupsi di seluruh pemerintahan yang telah menyebabkan penundaan dalam pemberian kuota penambangan nikel.

Impor Bijih Nikel dari Filipina

Lebih dari 53.000 ton bijih nikel dan konsentrat dikirimkan pada bulan Mei dan Juni dari Filipina ke wilayah Morowali, Indonesia, di mana Tsingshan, produsen baja tahan karat terbesar di dunia, mengoperasikan kompleks peleburan nikel yang besar, menurut data bea cukai resmi Indonesia.

Impor tersebut berlanjut hingga setidaknya bulan September, termasuk satu pengiriman tunggal sebanyak 39.500 ton dari Filipina ke Weda Bay, kompleks peleburan nikel besar lainnya, menurut para eksekutif industri dan dokumen bea cukai yang dilihat oleh Financial Times.

Pertumbuhan Cepat Industri Nikel di Indonesia

Indonesia telah dengan cepat menjadi produsen setengah dari total produksi nikel dunia, bahan yang sangat penting untuk baja tahan karat dan baterai yang digunakan dalam kendaraan listrik. Namun, produsen mobil dan pelanggan lainnya khawatir pertumbuhan yang pesat ini datang dengan biaya yang tinggi.

Tantangan Regulasi dan Penegakan Hukum

Bijih nikel mengandung lebih dari 98 persen limbah dan pengiriman internasionalnya jarang terjadi karena biayanya yang tinggi. Penundaan pemberian kuota oleh Indonesia menunjukkan bahwa regulasi dan penegakan hukumnya kesulitan mengikuti laju pertumbuhan industri yang pesat ini.

Advertisement

Upaya Pemerintah Indonesia

Pemerintah Indonesia telah membentuk tim khusus untuk mencoba memulai kembali pemberian kuota. Kementerian pertambangan bulan lalu melakukan diskusi dengan perusahaan pertambangan yang kehabisan kuota dan tidak dapat beroperasi secara normal, menurut surat yang dilihat oleh FT. Namun, para eksekutif industri mengatakan bahwa belum ada solusi nyata yang muncul dari pembicaraan tersebut.

Dampak Terhadap Pasokan Global

Beberapa analis percaya bahwa masalah pasokan ini dapat mempengaruhi harga nikel global. Citi berubah dari sikap pesimis menjadi netral, dengan memprediksi bahwa harga bisa naik menjadi $20.000 per ton, naik dari $18.100 saat ini, karena adanya pembatasan pasokan.