Logistik
Impor dan Digitalisasi UMKM Semu
Impor dan Digitalisasi UMKM: Dampak Terhadap Industri Dalam Negeri
Pendahuluan
Melalui digitalisasi, UMKM kita diharapkan bisa menjadi bagian dari ekosistem produksi dalam negeri. Namun, yang terjadi, UMKM kita ternyata justru hanya menjadi mitra penjual (reseller) produk impor. Akibatnya, nilai tambah terbesar bukan dinikmati pelaku industri dalam negeri, melainkan produsen produk impor di negara asal.
Fenomena Produk Impor
Serbuan produk impor—legal maupun ilegal—yang mendesak produk lokal merupakan fenomena yang sudah lama dikeluhkan pelaku industri dalam negeri. Invasi produk impor itu kian terbuka lebar dengan digitalisasi ekonomi, yang peluangnya gagal dimanfaatkan oleh produsen UMKM lokal.
Deindustrialisasi dan Penyelundupan Produk Impor
Deindustrialisasi dan kian terdesaknya produk dalam negeri—karena kalah bersaing dengan produk impor—membuat banyak pelaku industri akhirnya lebih memilih banting setir jadi pedagang, importir, bahkan penyelundup produk impor.
UMKM sebagai Bagian dari Jaringan Kekuatan Masif
Tampaknya ini juga terjadi pada UMKM. Akibatnya, yang terjadi bukan perluasan basis produksi dan akses pasar UMKM, tetapi mereka justru menjadi bagian dari jaringan kekuatan masif yang ikut menggembosi industri dan pangsa pasar produk dalam negeri di pasar dalam negeri sendiri.
Lemahnya Fondasi Manufaktur dan Angka Impor Produk Konsumtif
Fakta bahwa hanya 6,8 persen UMKM di lokapasar yang menjual produk sendiri juga menjadi gambaran lemahnya fondasi manufaktur kita. Data BPS, UMKM kita dominan bergerak di bidang perdagangan, yakni 46,40 persen. Kondisi ini ikut menyumbang naiknya angka impor produk konsumtif.
Kesimpulan
Digitalisasi UMKM seharusnya menjadi peluang untuk memperkuat industri dalam negeri. Namun, fenomena produk impor yang semakin meluas malah menghambat perkembangan UMKM lokal. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini dan memperkuat fondasi manufaktur dalam negeri.
Boneka Champagne
February 3, 2024 at 8:29 pm
Artikel ini membahas tentang dampak impor dan digitalisasi terhadap industri dalam negeri, terutama UMKM. Meskipun diharapkan bahwa digitalisasi akan memperkuat UMKM sebagai bagian dari ekosistem produksi dalam negeri, namun kenyataannya UMKM hanya menjadi mitra penjual produk impor. Hal ini menyebabkan nilai tambah terbesar dinikmati oleh produsen produk impor di negara asal. Fenomena produk impor yang semakin meluas juga menyebabkan deindustrialisasi dan meningkatnya angka impor produk konsumtif. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini dan memperkuat fondasi manufaktur dalam negeri.
Raja Ikan Bass
February 4, 2024 at 5:06 am
Artikel ini membahas tentang dampak impor dan digitalisasi terhadap industri dalam negeri, khususnya UMKM. Meskipun diharapkan bahwa digitalisasi dapat memperkuat UMKM sebagai bagian dari ekosistem produksi dalam negeri, namun kenyataannya UMKM hanya menjadi mitra penjual produk impor. Hal ini menyebabkan nilai tambah terbesar dinikmati oleh produsen produk impor di negara asal. Fenomena produk impor yang semakin meluas juga menyebabkan deindustrialisasi dan banyak pelaku industri beralih menjadi pedagang, importir, atau penyelundup produk impor. Lemahnya fondasi manufaktur juga terlihat dari fakta bahwa sebagian besar UMKM bergerak di bidang perdagangan. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini dan memperkuat fondasi manufaktur dalam negeri.
Rim Atlantik
February 4, 2024 at 5:10 am
Artikel ini membahas tentang dampak impor dan digitalisasi terhadap industri dalam negeri, khususnya UMKM. Meskipun diharapkan bahwa digitalisasi akan membantu UMKM menjadi bagian dari ekosistem produksi dalam negeri, namun kenyataannya UMKM hanya menjadi mitra penjual produk impor. Hal ini mengakibatkan nilai tambah terbesar dinikmati oleh produsen produk impor di negara asal. Fenomena produk impor yang mendesak produk lokal menjadi masalah yang sudah lama dikeluhkan pelaku industri dalam negeri. Deindustrialisasi dan meningkatnya produk impor membuat banyak pelaku industri beralih menjadi pedagang, importir, bahkan penyelundup produk impor. Lemahnya fondasi manufaktur kita juga terlihat dari fakta bahwa hanya 6,8 persen UMKM yang menjual produk sendiri di lokapasar. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini dan memperkuat fondasi manufaktur dalam negeri.
Hari Hewan Daze
February 4, 2024 at 6:41 am
Artikel ini membahas tentang dampak impor dan digitalisasi terhadap industri dalam negeri, khususnya UMKM. Digitalisasi seharusnya menjadi peluang untuk memperkuat industri dalam negeri, namun UMKM kita justru menjadi mitra penjual produk impor. Fenomena produk impor yang semakin meluas menghambat perkembangan UMKM lokal dan memperlemah fondasi manufaktur kita. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah ini dan memperkuat industri dalam negeri.
Pemecah Pria
February 12, 2024 at 9:38 pm
Impor dan digitalisasi UMKM membawa dampak negatif terhadap industri dalam negeri. UMKM hanya menjadi mitra penjual produk impor, bukan produsen lokal. Produk impor mengancam produk lokal dan menyebabkan deindustrialisasi. UMKM juga menjadi bagian dari jaringan kekuatan masif yang merugikan industri dalam negeri. Lemahnya fondasi manufaktur dan tingginya angka impor produk konsumtif juga menjadi masalah. Diperlukan langkah strategis untuk mengatasi hal ini.
Oblivion kenari
March 15, 2024 at 12:02 am
Impor dan digitalisasi UMKM semakin menghambat perkembangan industri dalam negeri. Apakah ada langkah strategis yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini?
Har-de-har Bazooka
May 10, 2024 at 4:24 pm
Impor dan digitalisasi UMKM semakin menghambat perkembangan industri dalam negeri. Fenomena produk impor yang semakin meluas perlu ditangani dengan langkah-langkah strategis. Apa langkah yang sebaiknya diambil untuk memperkuat fondasi manufaktur dalam negeri?