Logistik
Apindo Menganggap Konflik Geopolitik di Laut Merah Membatasi Pengiriman Barang ke Luar Negeri
Apindo Anggap Konflik Geopolitik di Laut Merah Hambat Pengiriman Barang ke Luar Negeri
Konflik Geopolitik di Laut Merah Menghambat Ekspor Indonesia
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani, mengungkapkan bahwa konflik geopolitik di Laut Merah telah menghambat kegiatan pengiriman barang keluar negeri, yang berdampak pada penurunan ekspor Indonesia.
Penurunan Surplus Neraca Perdagangan Indonesia
Shinta juga menyoroti penurunan surplus neraca perdagangan Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2023 mencapai 36,93 miliar dolar AS, lebih rendah sekitar 17,52 miliar dolar AS atau 33,46 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Dampak Konflik di Laut Merah terhadap Eksportir
Shinta menjelaskan bahwa eksportir sangat merasakan dampak dari konflik yang terjadi di Laut Merah. Salah satu dampaknya adalah melonjaknya biaya pengiriman barang karena rute logistik internasional menjadi lebih jauh, yaitu harus melewati Tanjung Harapan.
Permen Ibu Jari
February 26, 2024 at 9:01 pm
Apindo menganggap konflik geopolitik di Laut Merah membatasi pengiriman barang ke luar negeri. Bagaimana dampaknya terhadap ekonomi Indonesia?
menyapukick gila
April 9, 2024 at 8:14 pm
Apindo anggap konflik geopolitik di Laut Merah hambat pengiriman barang ke luar negeri. Apakah pemerintah memiliki strategi untuk mengatasi masalah ini?
jo jo menakutkan
June 8, 2024 at 10:48 pm
Apindo anggap konflik di Laut Merah hambat pengiriman barang ke luar negeri. Apakah penurunan surplus neraca perdagangan juga terkait dengan konflik tersebut?
Permen Ibu Jari
September 23, 2024 at 6:46 pm
Apindo menganggap konflik geopolitik di Laut Merah membatasi pengiriman barang ke luar negeri. Apa dampak lain yang dirasakan oleh eksportir Indonesia akibat konflik ini?
Kue Palomino
October 5, 2024 at 3:30 am
Apindo anggap konflik di Laut Merah bikin pengiriman barang ke luar negeri jadi terhambat. Surplus neraca perdagangan Indonesia juga turun. Dampaknya bikin eksportir kena biaya pengiriman yang lebih mahal. Gimana nih solusinya?