Connect with us

Logistik

API Desak Bea Cukai Hapus MITA-TPT untuk Fairness Bisnis & Proteksi Industri Lokal

Published

on

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DKI Jakarta, mempersoalkan banjirnya produk impor TPT dan dampaknya terhadap Industri dalam negeri lantaran adanya privilage terhadap perusahaan berstatus Authorized Economic Operator (AEO) dan Mitra Prioritas (MITA) Bea dan Cukai. Ketua API DKI, Irwandy MA Rajabasa menegaskan, privilage itu diakomodir melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 tahun 2023, dimana adanya pemberian fasilitas pengecualian Persetujuan Impor (PI) dan Laporan Surveyor (LS) terhadap produk tekstil dan turunannya (TPT) kepada perusahaan dengan status AEO dan MITA.

Kekhawatiran terhadap Industri dalam Negeri

“”Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran mendalam terkait potensi dampaknya terhadap industri dalam negeri. Keputusan memberikan fasilitas pengecualian PI dan LS kepada perusahaan berstatus AEO dan MITA justru berpotenai risiko nyata yakni banjirnya barang impor di dalam negeri dan sulit mengontrolnya,”” ujar Irwandy, pada Jumat (22/12/2023).

Dia menegaskan, kebijakan ini membuka peluang bagi peningkatan jumlah impor tanpa pengawasan yang memadai. “”Pertanyaan mendasar muncul apakah industri dalam negeri dapat bertahan dan bersaing dengan tsunami produk impor yang tidak terkendali?,”” tanya Irwandy.

Pertimbangkan Ulang Kebijakan Fasilitas Eksklusif

Dalam konteks ini, imbuhnya kebijakan pemberian fasilitas eksklusif kepada AEO dan MITA perlu dipertimbangkan ulang agar tidak menyebabkan ketidakseimbangan yang merugikan industri lokal.

Transparansi dan Partisipasi Pemangku Kepentingan

Disisi lain, API juga mendesak adanya transparansi dan partisipasi seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait untuk menciptakan regulasi yang adil dan mendukung pertumbuhan industri dalam negeri tanpa tergantung pada impor berlebihan yang dapat merugikan ekosistem bisnis lokal atau industri nasional.

Hapus MITA

Irwandy juga menegaskan, API mendesak Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu untuk menghapuskan istilah fasilitas MITA pada kategori importasi TPT, untuk memenuhi rasa keadilan dan fairness bisnis bagi industri TPT nasional. “”Kalau TPT dimasukkan ke MITA oleh Bea Cukai, lantaran berpeluang dimanfaatkan oleh para oknum atau ‘mafia’ impor sehingga penyelundupan TPT marak. Imbasnya hal ini membunuh industri TPT lainnya yang notabene padat karya dan mempekerjakan banyak tenaga kerja. Sedangkan selama ini impor TPT yang diatur dengan kuota oleh Kemenperin saja sudah ‘babak belur’,”” tegas Irwandy.

Advertisement
penghargaan penyedia logistik oleh Detik Logistik

Untuk itu, imbuh Irwandy, API mengingatkan supaya instansi terkait termasuk Kemenperin tidak sampai ‘kecolongan’ dengan adanya MITA yang fasilitasnya bisa saja dimanfaatkan oleh para oknum importir nakal tersebut. “”Seharusnya industri TPT (dari hulu ke hilirnya) yang padat karya bisa terlindungi, jangan diberi celah seperti pemberian privilage seperti itu,”” sergah Irwandy.

Satria Susanto adalah seorang profesional berpengalaman di bidang logistik, saat ini menjabat sebagai Logistics Operations Manager di PT. Wahana Prestasi Logistik. Dengan latar belakang pendidikan Gelar Sarjana Teknik Industri dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Satria telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola dan mengoptimalkan operasi logistik. Sebelum bergabung dengan PT. Wahana Prestasi Logistik pada Agustus 2017, Satria telah menempati posisi serupa sebagai Operations Manager di Lion Parcel selama lebih dari empat tahun. Pengalamannya yang luas selama hampir satu dekade dalam industri logistik telah membentuknya menjadi seorang ahli dalam mengatur, merencanakan, dan mengimplementasikan strategi operasional yang efisien. Keterampilan Satria dalam mengelola operasi logistik tidak hanya terbatas pada pengetahuan teknis, tetapi juga mencakup kemampuan komunikasi dan koordinasi yang efektif, sangat penting dalam menjaga kelancaran rantai pasokan. Berbasis di Jakarta, Indonesia, Satria telah berhasil memimpin timnya untuk mencapai berbagai target operasional, membuktikan kemampuannya sebagai seorang pemimpin yang efektif dan inovatif dalam industri logistik.

Continue Reading
2 Comments

2 Comments

  1. Pemicu Pemanasan

    February 3, 2024 at 7:46 pm

    Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) DKI Jakarta mendesak Bea dan Cukai untuk menghapus MITA-TPT guna keadilan bisnis dan perlindungan industri lokal. API khawatir dengan banjirnya produk impor TPT dan sulitnya mengontrolnya. Mereka juga meminta agar kebijakan fasilitas eksklusif untuk AEO dan MITA dipertimbangkan ulang. API juga menginginkan transparansi dan partisipasi pemangku kepentingan dalam menciptakan regulasi yang adil. Selain itu, API mendesak Ditjen Bea dan Cukai untuk menghapuskan istilah MITA pada importasi TPT agar industri TPT nasional tidak dirugikan.

  2. penakluk jurang

    February 26, 2024 at 9:58 pm

    API mendesak Bea Cukai untuk menghapus MITA-TPT agar bisnis menjadi lebih adil dan industri lokal terlindungi. API juga mempertanyakan apakah industri dalam negeri dapat bertahan dan bersaing dengan banjirnya produk impor yang sulit dikontrol. API juga mendesak transparansi dan partisipasi pemangku kepentingan dalam menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan industri dalam negeri. Selain itu, API juga mendesak untuk menghapus istilah fasilitas MITA pada kategori importasi TPT, agar industri TPT nasional mendapatkan keadilan dan fairness bisnis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *