News
SCI: Hilirisasi Memerlukan Dukungan Logistik yang Terintegrasi
Pemerintah Akan Mendorong Hilirisasi Sektor Pertambangan dan Pangan
Program Hilirisasi untuk Mendorong Indonesia Menjadi Negara Maju
Pemerintah Indonesia terus mengembangkan program hilirisasi sektor pertambangan. Setelah berhasil melaksanakan hilirisasi komoditas nikel, pemerintah akan mendorong hilirisasi mineral lainnya, seperti tambaga, aluminium, dan bauksit. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan hilirisasi sektor pangan. Program hilirisasi ini merupakan salah satu langkah Indonesia dalam mendorong peralihan dari negara berkembang menjadi negara maju.
Sistem Logistik Terintegrasi untuk Meningkatkan Efisiensi Hilirisasi
CEO Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, menyatakan bahwa program hilirisasi harus didukung oleh sistem logistik terintegrasi berbasis komoditas/produk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional logistik dalam proses hilirisasi. Dengan adanya sistem logistik terintegrasi, diharapkan nilai tambah dan daya saing komoditas/produk tersebut dapat meningkat.
Menurut data Kementerian PPN/Kepala Bappenas, biaya logistik nasional (domestik) Indonesia saat ini mencapai 14,1% dari harga barang. Oleh karena itu, efisiensi dalam sistem logistik sangat diperlukan. Sistem logistik yang terintegrasi harus memperhatikan pemetaan pasokan dan permintaan komoditas/produk, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.
Selain itu, sistem logistik tersebut juga harus mengintegrasikan jasa-jasa logistik dari para penyedia jasa logistik. Dalam hal ini, kolaborasi antara industri manufaktur dan penyedia jasa logistik menjadi kunci penting dalam meningkatkan efisiensi hilirisasi.
Pentingnya Penentuan Lokasi Industri Pengolahan Awal
Dalam proses hilirisasi, penentuan lokasi industri pengolahan awal sangat penting. Lokasi ini terutama berada di wilayah-wilayah asal komoditas yang seringkali masih menghadapi kendala konektivitas logistik dan ketersediaan infrastruktur dasar, seperti listrik dan air bersih.
Masalah konektivitas logistik meliputi jumlah, kualitas, dan kapasitas logistik yang perlu diperhatikan. Pemerintah dan pelaku usaha harus bekerja sama untuk memastikan konektivitas logistik yang baik di berbagai wilayah.
Penentuan lokasi industri pengolahan awal juga dapat diarahkan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian wilayah, terutama wilayah dengan tingkat pertumbuhan dan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah.
Kontribusi Wilayah Terhadap Hilirisasi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Triwulan 3-2023, wilayah Jawa memiliki kontribusi tertinggi dalam hilirisasi sebesar 57,12 persen, diikuti oleh Sumatra (22,16 persen), Kalimantan (8,08 persen), dan Sulawesi (7,25 persen). Sementara itu, Bali & Nusra serta Maluku & Papua memiliki kontribusi terendah.
Namun demikian, tingkat pertumbuhan tertinggi pada Triwulan tersebut terjadi di Maluku & Papua (9,25 persen) serta Sulawesi (6,44 persen). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di kedua wilayah tersebut didorong oleh kinerja sektor pertambangan.
Kolaborasi dalam Sistem Logistik
Setijadi menjelaskan bahwa integrasi sistem logistik membutuhkan peningkatan kolaborasi antara industri manufaktur dan penyedia jasa logistik. Kolaborasi ini tidak hanya bersifat transaksional, tetapi juga transformasional dalam jangka panjang.
Kolaborasi dan sinergi juga harus dilakukan antara penyedia jasa logistik dan operator fasilitas logistik, seperti di pelabuhan. Dengan adanya kolaborasi yang baik, sistem logistik dapat berjalan dengan lebih efisien dan efektif dalam mendukung hilirisasi sektor pertambangan dan pangan.
Muzzie Saku
February 3, 2024 at 5:50 am
Pemerintah Indonesia akan mendorong hilirisasi sektor pertambangan dan pangan untuk mendorong negara ini menjadi negara maju. Dalam hal ini, sistem logistik terintegrasi berbasis komoditas/produk sangat penting untuk meningkatkan efisiensi hilirisasi. Penentuan lokasi industri pengolahan awal juga penting dalam proses hilirisasi. Kolaborasi antara industri manufaktur dan penyedia jasa logistik menjadi kunci penting dalam meningkatkan efisiensi hilirisasi. Kontribusi wilayah terhadap hilirisasi juga perlu diperhatikan, dengan Jawa memiliki kontribusi tertinggi. Kolaborasi antara industri dan penyedia jasa logistik serta operator fasilitas logistik juga harus dilakukan untuk mendukung hilirisasi sektor pertambangan dan pangan.
Delapan Patroli
February 7, 2024 at 3:39 pm
Pemerintah Indonesia akan mendorong hilirisasi sektor pertambangan dan pangan untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju. Dalam hal ini, sistem logistik terintegrasi berbasis komoditas/produk sangat penting untuk meningkatkan efisiensi hilirisasi. Pertanyaannya, bagaimana kolaborasi antara industri manufaktur dan penyedia jasa logistik dapat ditingkatkan?
Sarung Tangan Masalah
March 17, 2024 at 10:01 am
Program hilirisasi sektor pertambangan dan pangan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia membutuhkan dukungan logistik yang terintegrasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional logistik dalam proses hilirisasi. Data menunjukkan bahwa biaya logistik nasional saat ini mencapai 14,1% dari harga barang, sehingga efisiensi dalam sistem logistik sangat diperlukan. Selain itu, penentuan lokasi industri pengolahan awal juga merupakan faktor penting dalam proses hilirisasi. Kolaborasi antara industri manufaktur dan penyedia jasa logistik menjadi kunci penting dalam meningkatkan efisiensi hilirisasi.
Hella
April 14, 2024 at 1:34 pm
Hilirisasi sektor pertambangan dan pangan menjadi langkah penting dalam mendorong Indonesia menjadi negara maju. Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan dukungan logistik yang terintegrasi. Sistem logistik yang terintegrasi akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional dalam proses hilirisasi. Kolaborasi antara industri manufaktur dan penyedia jasa logistik menjadi kunci penting dalam meningkatkan efisiensi hilirisasi. Bagaimana pemerintah dapat memastikan konektivitas logistik yang baik di berbagai wilayah?