News
Aptrindo Bali, Mengungkap Diskriminasi Layanan Truk Logistik di Lintasan Ketapang-Gilimanuk
Kepadatan Lintasan Ketapang-Gilimanuk Merugikan Perusahaan Truk Logistik
Peningkatan Volume Arus Logistik dan Penumpang
Volume arus logistik dan penumpang di lintasan Ketapang-Gilimanuk mengalami peningkatan yang signifikan selama musim liburan atau peak season. Namun, peningkatan ini juga menyebabkan kepadatan yang seringkali mengakibatkan antrean panjang. Kondisi ini sangat merugikan perusahaan truk logistik yang melayani lintasan tersebut.
Prioritas Layanan Angkutan Penumpang
Saat terjadi kepadatan dan antrean, pihak pengelola di lintasan Ketapang-Gilimanuk cenderung memprioritaskan layanan angkutan penumpang. Akibatnya, angkutan truk logistik menjadi terabaikan. Truk logistik diarahkan ke lokasi parkiran penampungan tanpa aturan dan kepastian mengenai waktu menunggu di lokasi tersebut. Hal ini menyebabkan banyak barang yang terlambat sampai ke tujuan atau konsumen, bahkan bisa terlambat dua hingga tiga hari.
Dampak pada Biaya Operasional Truk Logistik
Beberapa barang yang diangkut melalui lintasan Ketapang-Gilimanuk merupakan kargo ekspor yang akan dikapalkan melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Jawa Timur. Selain itu, jika kargo yang diangkut truk logistik merupakan kargo wajib berpendingin (reefer), hal ini akan menyebabkan peningkatan biaya operasional truk logistik karena mesin armada truk harus tetap hidup untuk menjaga suhu pendingin.
Solusi Jangka Pendek
Untuk mengatasi masalah ini, Aptrindo Bali mengusulkan beberapa solusi jangka pendek. Pertama, perlu dilakukan perbaikan dan perluasan di dermaga Ketapang dan Gilimanuk agar dapat menampung pertumbuhan volume angkutan kargo dan penumpang yang ada. Selain itu, jumlah kapal penyeberangan di lintasan Ketapang-Gilimanuk perlu ditambah dan diremajakan dengan kapal yang lebih besar atau berukuran di atas 1000 gross tonage (GT). Saat ini, kapal-kapal yang beroperasi di lintasan tersebut rata-rata berukuran di bawah 1000 GT dan sudah tua sehingga daya angkutnya terbatas.
Koordinasi dengan Pihak Terkait
Aptrindo Bali telah melakukan koordinasi dengan pihak PT Indonesian Ferry atau Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), DPP Aptrindo, serta instansi terkait mengenai usulan tersebut. Tujuan dari koordinasi ini adalah untuk mengurai kepadatan di lintasan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Meskipun saat ini laju trucking melalui lintasan tersebut masih agak tersendat, namun tidak separah beberapa hari sebelumnya di mana truk logistik harus antre berhari-hari untuk menyeberang.
Magoo Baru
August 1, 2024 at 9:10 am
Kepadatan di lintasan Ketapang-Gilimanuk merugikan perusahaan truk logistik. Layanan angkutan penumpang lebih diprioritaskan, sehingga truk logistik terabaikan. Hal ini menyebabkan keterlambatan pengiriman barang dan peningkatan biaya operasional truk. Aptrindo Bali mengusulkan perbaikan dermaga dan penambahan kapal penyeberangan. Sudah dilakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi masalah ini.
dreadsherx
August 1, 2024 at 4:17 pm
Diskriminasi layanan truk logistik di lintasan Ketapang-Gilimanuk sangat merugikan perusahaan. Pertanyaannya, apa solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini?
Princess Boost
August 4, 2024 at 11:49 am
Kepadatan lalu lintas di lintasan Ketapang-Gilimanuk merugikan perusahaan truk logistik. Saat terjadi antrean, layanan angkutan penumpang lebih diprioritaskan daripada truk logistik. Hal ini menyebabkan barang terlambat sampai dan meningkatkan biaya operasional truk logistik. Aptrindo Bali mengusulkan perbaikan dan perluasan di dermaga serta penambahan kapal penyeberangan. Sudah dilakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi masalah ini.
Petir Pedas
August 19, 2024 at 4:26 pm
Kepadatan lintasan Ketapang-Gilimanuk merugikan perusahaan truk logistik. Apakah ada solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini?